"FRIENDSHIP ISN'T HOW YOU FORGET, BUT HOW YOU FORGIVE. NOT HOW YOU LISTEN, BUT HOW YOU UNDERSTAND. NOT HOW YOU SEE BUT HOW YOU FEEL. NOT HOW YOU LET GO, BUT HOW YOU HOLD ON!!! A BLOG WRITTEN BY YOGA BAYU AJI PRADANA"

Nagarahuru ka Nagarahenu ka

"To be or Not To be"
  • MAKNA KEHIDUPAN

    Hidup akan terasa lebih berarti apabila setiap moment yang telah kita lewati, kita simpan dalam sebuah bingkai kehidupan yang indah.

  • SEMUA SAMA

    Dalam hidup ini, percayalah terhadap dedikasi dan kemampuan orang lain. Karena suatu saat nanti kita pasti belajar dari mereka.

  • HADAPILAH HIDUP INI DENGAN SENYUMAN

    Tetaplah tersenyum ceria walaupun kadang hidup ini tak seperti yang kita inginkan, namun percayalah bahwa semua yang terjadi pada kita itulah yang terbaik untuk kita dan kita harus menjadikan setiap pengalaman menjadi guru yang paling berharga.

  • #

    #

Kamis, 15 Desember 2011

Apakah Tahun Cahaya Itu...?????

Posted by Yoga Bayu Aji Pradana On 20.27 No comments


Tahun cahaya adalah cara mengukur jarak. Sebenarnya definisi ini aneh karena tahun cahaya memuat kata tahun yang biasanya digunakan untuk sataun waktu. Walaupun begitu, tahun cahaya digunakan untuk mengukur jarak.

Kita biasanya menggunakan ukuran inchi/kaki/mil/atau centimeter/meter/kilometer untuk mengukur jarak. Hal itu tergantung dimanakita bertempat tinggal. Kita tahu panjang satu meter, satu kilometer, satu mil, atau satu inchi, karena kita sudah terbiasa dan sering menggunakannya. Hal ini menarik karena menambah pengetahuan manusia tentang jarak.


Karena para astronom menggunakan teleskop untuk melihat bintang-bintang, persoalan menjadi lain karena jaraknya sangat jauh. Sebagai contoh bintang trdekat dari bumi (selain matahari kita) kira-kira 24.000.000.000.000mil atau 39.000.000.000.000 km. Bintang ini adalah bintang yang terdekat. Bebearpa bintang yanglain bermiliyar-miliyar kali lebih jauh. Ketika kita mulai berbicara tentang jarak yang jauh,mil atau kilometer bukanmerupakan satuan jarak yang praktis untuk digunakan karena angka-angkanya sangat besar. Tidak seorangpun ingin menulis atu berbicara tentang angka-angka yang terdiri atas 20 angka.

Jadi, untuk mengukur jarak yang sangat jauh, orang menggunakan kesatuan yang disebut tahun cahaya. Cahaya melaju pada kecepatan 186.000 mil per detik atau 300.000 km per detik. Untuk itu satu detik cahaya sama dengan 186.000 mil atau 300.000 km. Tahun cahaya adalah jarak yang di tempuh cahaya dalam satu tahun atau :

300.000 km/deik X 60 detik/menit X 60menit/jam X 24 jam/hari X 365 hari/tahun = 9.460.800.000.000 km/tahun.

Satu tahun cahaya sama dengan 9.460.800.000.000 km atau 5.865.696.000.000. Jarak yang sangat jauh ! Menggunakan satu tahun cahaya sebagai pengukur jarak memiliki keuntungan yang lain, yaitu membantu menentukanusia. Misalnya, satu bintang jaraknya 1 juta tahun cahaya, berarti cahaya dari bintang telah berjalan dengan kecepatan cahaya untuk mencapai kita. Untuk itu, cahaya bintang membutuhkan satu juta tahun untuk sampai ke sini, dan cahaya yang kita lihat adalah cahaya yang diciptakan bintang satu juta tahun yang lalu. Jadi, bintang yang kita lihat pada saat ini adalah bentuk bintang 1 juta tahun yang lalu, bukan bentuk bintang pada saat ini. Denag cara yang sama,kira-kira matahari 8 menit cahaya jauhnya. Jika matahari tiba-tiba meledak pada saat ini, kita tidak akan mengetahuinya selama 8 menit karena itu adalah waktu yang diperlukan sinar ledakan untik sampai di sini.

Nanodetik cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya selama sepermiliyar detik, yaitu kira-kira 30 centimeter. Radar menggunakan cara ini untukmengukur seberapa jauh suatu benda seperti pesawat. Antene radar mengirimkan getaran radio pendek, kemudian menmunggu gema pesawat tersebut atau objek yang lain. Sementara menunggu, radar menghitung jumlah nanodetik yang lewat. Gelombang radio berjalan pada kecepatan cahaya. Jadi, jumlah nanodetik yang di bagi 2 memberitahukan unit radar seberapa jauh jarak suatu objek.

Minggu, 19 Juni 2011

SYARAT-SYARAT PETA

Posted by Yoga Bayu Aji Pradana On 06.35 No comments




Peta sangatlah penting bagi kehidupan manusia, secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:
 1. Menunjukan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi
 2. Memperlihatkan Ukuran dan arah suatu tempat di permukaan bumi
 3. Menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi
 4. Membantu mengetuhi kondisi suatu daerah
 5. Menyajikan data potensi suatu wilayah
 6. Alat anlisis
 7. Alat untuk mempelajari fenomena geografi di permukaan bumi


Syarat peta yang baik adalah:
 1. Peta tidak boleh membingungkan
 2. Peta harus dengan mudah dapat dimengerti atau ditangkap maknanya oleh si pemakai peta.
 3. Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya. Ini berarti peta itu harus cukup teliti sesuai dengan  tujuannya.
 4. Karena peta itu dinilai melalui penglihatan (oleh mata), maka tampilan peta hendaknya sedap dipandang      (menarik, rapih dan bersih).


Supaya peta tidak membingungkan, peta harus dilengkapi dengan :
 1. Judul peta
 2. Skala peta
 3. Lambang Peta : jalan, sungai, ibu kota, pelabuhan, batas wiayah, dll
 4. garis pinggir peta
 5. Petunjuk arah mata angin : utara, selatan, timur, barat , dll



Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya dengan satuan atau tehnik tertentu.
Skala peta sangat penting untuk sebuah peta. Skala menunjukkan jenis dari peta tersebut.
berikut ini adalah adalah jenis-jenis skala peta:

 1. Skala angka / skala pecahan
 Contohnya seperti 1 : 1000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 1000 cm jarak aslinya di dunia   nyata.
 2. Skala Satuan
 Misalnya seperti 1 inchi to 5 miles dengan arti 1 inch di peta adalah sama dengan 5 mil pada jarak   sebenarnya.
 3. Skala Garis
 Skala garis menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak yang menyatakan suatu jarak pada  tiap satuan jarak yang ada.

Supaya Peta mudah dimengerti, yang perlu diperhatikan adalah :
1. Tata warna yang mudah dipahami;
2. Simbol (terutama pada peta tematik);
3. Proyeksi.



Sumber :
dari Berbagai sumber.


Senin, 13 Juni 2011

Pemetaan Situasi & Kontur

Posted by Yoga Bayu Aji Pradana On 03.07 1 comment


PEMETAAN SITUASI DAN KONTUR

I. PENDAHULUAN

Kawan, disini saya akan berbagi pengalaman tentang proses pemetaan yang saya hadapi bersama teman-teman kelompok saya dalam Teknik Geodesi UGM sebagai Tugas Akhir Semester 2 ini. Pemetaan ini disebut sebagai pemetaan situasi / detil. Langsung saja yak e topic permasalahan yang kita hadapi bersama. Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horisontal dan vertikal secara bersama-sama dalam suatu gambar peta.
Untuk penyajian gambar peta situasi tersebut perlu dilakukan pengukuran sebagai berikut :
a. Pengukuran titik fundamental ( Xo, Yo, Ho dan ao )
b. Pengukuran kerangka horisontal ( sudut dan jarak )
c. Pengukuran kerangka tinggi ( beda tinggi )
d. Pengukuran titik detail ( arah, beda tinggi dan jarak terhadap titik detail yang dipilih sesuai dengan permintaan skala )

Jadi, dalam pemetaan situasi / detil ini berbeda dengan pemetaan planimetris yang saya hadapi bersama teman-teman dulu waktu semester 1. Pemetaan situasi / detil ini mensyaratkan pencantuman tinggi (Ho) sehingga kita membutuhkan 3 komponen yaitu X, Y dan Z(sebagai perepresentasian tinggi).

Pada dasarnya kawan, prinsip kerja yang diperlukan untuk pemetaan suatu daerah selalu dilakukan dalam dua tahapan, yaitu :

1. Penyelenggaraan kerangka dasar sebagai usaha penyebaran titik ikat
2. Pengambilan data titik detail yang merupakan wakil gambaran fisik bumi yang akan muncul di petanya.

Kedua proses ini diakhiri dengan tahapan penggambaran dan kontur.
Dalam pemetaan medan pengukuran sangat berpengaruh dan ditentukan oleh kerangka serta jenis pengukuran. Bentuk kerangka yang didesain tidak harus sebuah polygon, namun dapat saja kombinasi dari kerangka yang ada.

a. Pengukuran Horisontal
Terdapat dua macam pengukuran yang dilakukan untuk posisi horisontal yaitu pengukuran polygon utama dan pengukuran polygon bercabang.

b. Pengukuran Beda Tinggi
Pengukuran situasi ditentukan oleh dua jenis pengukuran ketinggian, yaitu
- Pengukuran sifat datar utama .
- Pengukuran sifat datar bercabang .

c. Pengukuran Detail
Pada saat pengukuran di lapangan , data yang diambil untuk pengukuran detail adalah :
- Beda tinggi antara titik ikat kerangka dan titik detail yang bersangkutan .
- Jarak optis atau jarak datar antara titik kerangka dan titik detail .
- Sudut antara sisi kerangka dengan arah titik awal detail yang bersangkutan , atau sudut jurusan magnetis dari arah titik detail yang bersangkutan .

Adapun metode pengukuran situasi sendiri tesebut ada dua, yaitu :

1. METODE OFFSET
Pada metode ini alat utama yang digunakan adalah pita / rantai dan alat bantu untuk membuat siku ( prisma ).
Metode offset terdiri dari dua cara, yaitu :
a. Metode siku-siku ( garis tegak lurus )







Titik-titik detail diproyeksikan siku-siku terhadap garis ukur AB. Kemudian diukur jarak-jaraknya dengan mengukur jarak aa’, bb’, cc’, dd’, posisi titik a, b, c dan d secara relatif dapat ditentukan.

b. Metode Mengikat ( Interpolasai )
Titik-titik detail diikat dengan garis lurus pada garis ukur.
Ada dua cara :
1. Pengikatan pada sembarang titik.
2. Perpanjangan sisi
1. Pengikatan pada sembarang titik.






Tentukan sembarang garis pada garis ukur AB titik-titik a’, a”, b;, b”, c’, c”.
Usahakan segitiga a’a”a, b’b”b, c’c”c merupakan segitiga samasisi atau samakaki. Dengan mengukur jarak Aa’, Aa”, Ab’, Ab”, Ac’, Ac”, Bc”, Bc’, Bb”, Bb’, Ba’, Ba”, a’a, a”a, b’b, b”b, c’c, c”c maka posisi titik-titik a, b, c dapat ditentukan.
2. Perpanjangan sisi




 

3. Cara Trilaterasi Sederhana



 

2. METODE POLAR
Alat : theodolit kompas ( missal To ) atau theodolit repetesi.
1. Dengan unsur Azimuth dan jarak


 

2. Dengan unsur sudut dan jarak
- Pengukuran sudut dilakukan dari titik dasar teknik
- Pengukuran jarak datar dilakukan dengan pita ukur atau EDM.





Dalam menentukan titik batas dibutuhkan minimal tiga data ukuran yang dikukur dengan menggunakan minimal dua titik tetap ( referensi )
Contoh :
1. Sudut, sudut, sudut





Setelah pengukuran pemetaan situasi dan detail telah selesai dilaksanakan langkah berikutnya yaitu melakukan perhitungan terhadap data yang telah diperoleh dan menyajikannya dalam bentuk penggambaran peta yang dilengkapi dengan garis kontur .
Garis kontur adalah yang ada dipermukaan bumi yang menghubungkan titik – titik dengan ketinggian yang sama dari suatu bidang referensi tertentu .
Konsep dari garis kontur ini dapat mudah dipahami dengan membayangkan kolam air . Jika air dalam keadaan tenang , maka tepi dari permukaan air itu akan menunjukan garis yang ketinggiannya sama . Garis tersebut akan menutup pada tepi kolam dan membentuk garis kontur .
Adapun kegunaan dari garis kontur ini antara lain :
1. Sebagai dasar untuk menentukan penampang tegak suatu permukaan tanah .
2. Sebagai dasar untuk perencanaan besarnya galian atau timbunan .
3. Memperlihatkan ketinggian tanah dalam lokasi atau peta tersebut ,dan sebagainnya .

II. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pesawat theodolit
2. Statif
3. Rambu ukur
4. Unting – unting
5. Payung
6. Pata board
7. Patok
8. Alat tulis

III. LANGKAH KERJA
a. Pembuatan kerangka polygon tertutup .
1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi yang akan dipetakan .
2. Tentukan titik-titik kerangka poligon .
3. Dirikan pesawat diatas titik P1 dan stel pesawat tersebut tepat diatas titik sampai datar .
4. Arahkan pesawat ke arah utara magnetis dan nolkan sudut horisontalnya.
5. Putar teropong pesawat dan bidikkan ke titik P2, baca sudut horisontalnya.
6. Letakkan bak ukur di atas titik P2, bidik dan baca BA, BT, BB dan sudut vertikalnya.
7. Putar teropong pesawat searah jarum jam dan bidikkan ke titik Pakhir, baca sudut horisontalnya.
8. Letakkan bak ukur di atas titik Pakhir, bidik dan baca BA, BT, BB dan sudut vertikalnya
9. Pindahkan pesawat ke titik P2 dan lakukan penyetelan alat.
10. Arahkan pesawat ke titik P3, baca sudut horisontalnya.
11. Letakkan bak ukur di atas titik P3, bidik dan baca BA, BT, BB dan sudut vertikalnya.
12. Putar teropong pesawat searah jarum jam dan bidikkan ke titik P1, baca sudut horisontalnya.
13. Letakkan bak ukur di atas titik P1, bidik dan baca BA, BT, BB dan sudut vertikalnya.
14. Dengan cara yang sama , pengukuran dilanjutkan ketitik poligon berikutnya sampai kembali ke titik P 1.
15. Lakukan perhitungan sudut pengambilan , sudut azimut , koordinat beda tinggi dan ketinggian di masing – masing titik .
16. Gambar hasil pengukuran dengan skala.
b. Praktek Pengukuran Situasi .
1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi yang akan dibuat situasi .
2. Dirikan pesawat diatas titik P1 dan stel pesawat tersebut tepat diatas titik sampai datar .
3. Arahkan pesawat ke titik P2 dan nolkan piringan sudut horisontal serta kunci kembali dengan memutar skrup piringan bawah .
4. Tentukan titik-titik situasi yang akan dibidik.
5. Putar pesawat searah jarum jam dan arahkan pada tiap-tiap titik detail satu persatu. Lakukan pembacaan BA, BT, BB, sudut vertikal dan sudut horisontal.
6. Masukkan data situasi pada daftar pengukuran situasi.
7. Pindahkan pesawat ke titik P2 dan stel pesawattersebut tepat di atas titik sampai datar.
8. Dengan cara yang sama lakukan pembidikan ke titik-titik detail yang dianggap perlu.
9. Lakukan pengukuran titik detail berikutnya dengan cara yang sama sampai selesai.
10. Lakukan perhitungan beda tinggi dan tinggi titik.
11. Gambar hasil pengukuran.
c. Penyajian Pengukuran Pemetaan
Setelah selesai dilakukan perhitungan sajikan dalam bentuk gambar peta situasi yang dilengkapi garis kontur.
Cara penentuan garis kontur yaitu :
- Dari hasil pengukuran dihitung dan digambar dengan skala tertentu. Kemudian dibuat garis konturnya sesuai dengan sistem interpolasi. Adapun interval kontur kurang lebih 1 m, tergantung dari ketinggian tanah.
Interval kontur = 1/2000 x skala peta, satuan dalam meter
Rumus umum letak garis kontur (X) adalah :




IV. LANGKAH PERHITUNGAN
a. Pengukuran Polygon Tertutup
1. Sudut Pengambilan (b)
b luar = Hz (muka) – Hz (blk)
b dalam = Hz (blk) – Hz (muka)
Syarat :
å b luar = ( n+2 ) . 180°
å b dalam = ( n+2 ) . 180°
Jika å b lapangan ¹ å b teori maka ada koreksi.
Adapun besar koreksi adalah :
å koreksi = å b teori - å b lapangan


Cara koreksi sudut ada 2, yaitu :

1. Metode Perataan
Kor. Db = å kor. b / n

2. Metode Bow Dieth
Kor. Db = ( b / å b ) . å kor. b atau
Kor. Db = ( d / å d ) . å kor. B

2. Sudut Azimuth (a)
an = aawal + bn -180°

bn adalah sudut pengambilan setelah koreksi
3. Jarak Datar



Rumus umum penghitungan jarak datar  (d) adalah :

dengan :
d = jarak mendatar yang kita cari (m)
A = Konstanta pengali teropong (100)
Y = Selisih antara bacaan BA (Benang Atas) dengan Benang Bawah (BB)
h = sudut heling, dengan ketentuan:
apabila bacaan dalam posisi Biasa =
apabila bacaan dalam posisi Biasa = 

4. Beda Tinggi (Dh)
Beda tinggi merepresentasikan kenampakan tinggi suatu detil terhadap detil yang lain.
Rumus Penghitungannya adalah :

Beda Tinggi (h) = Ta + V – BT

dengan :
Ta = Tinggi Alat (m)
V = Naik / Turun
BT = Bacaan Benang Tengah (m)

Kita dapat mencari nilai V dengan rumus:


Dengan:
A = Konstanta pengali teropong (100)
Y = Selisih antara bacaan BA (Benang Atas) dengan Benang Bawah (BB)
             h = sudut heling, dengan ketentuan:
apabila bacaan dalam posisi Biasa =
apabila bacaan dalam posisi Biasa =



V. CARA PENGGAMBARAN
a. Situasi
Adapun langkah-langkah penggambaran situasi adalah sebagai berikut :
1. Menggambar titik-titik polygon
2. Menggambar titik-titik detail
3. Menggambar situasi

b. Kontur
Adapun langkah-langkah penggambaran kontur adalah sebagai berikut :
1. Menggambar situasi
2. Melengkapi gambar situasi dengan ketinggian di tiap-tiap titik ( baik titik polygon maupun titik detail )
3. Tentukan titik yang mempunyai ketinggian sama.
4. Hubungkanlah titik-titik yang mempunyai ketinggian sama.
5. Hasil kontur tidak boleh :
- Bercabang
- Bertemu
- Memotong
- Berhenti di tengah





Referensi :
1. Basuki, Slamet. 2006. ILMU UKUR TANAH. Yogyakarta, Penerbit: Gadjah Mada University Press.

Minggu, 12 Juni 2011

Mahasiswa Teknik Geodesi UGM presensi #41 - #69

Posted by Yoga Bayu Aji Pradana On 09.52 1 comment

41.    USSISA ANNISARI
42.    SEPTIN MULATSIH REZKI
43.    BARNABAS JAMOT TAMBUN
44.    AFRADON ADITYA SETYAWAN
45.    MIRANTY NOOR SULISTYAWATI
46.    ENGGAR BUDHI SURYO HUTOMO
47.    RIZKY AYU PRATIWI
48.    MUHAMMAD ARIF SUDIBYO
49.    FRESY BASTYAN NOSICCA
50. YOGA BAYU AJI PRADANA
51. FAISAL AHMADI
52. SITI RAHMI PRATIWI
53. YANU AGUNG WICAKSONO
54. MUHAMMAD ASHAR
55. ANISA ADINANINGRUM
56. SULASTRI
57. FAJAR SIDIQ PALUPI
58. KAJAT MUNTALIB
59. DIYAS SYAIFUL RAHMAN
60. HILMIYATI ULINNUHA
61. AHMAD ARVY FACHRULLY
62. AGUSTIANI ESTER YESSICA S
63. ANINDYA SRICANDRA PRASIDYA
64. LANI AH
65. GUGE FAIZAL RAHMAN B
66. QORI TRI KURNIA
67. NIKMA FISTA SAFRINA
68. AHMAD KHATIB
69. ISNA USWATUN KH

Mahasiswa Teknik Geodesi UGM presensi #1 - #40

Posted by Yoga Bayu Aji Pradana On 09.42 No comments

1.    MUHAMMAD ANUGRAH FIRDAUS
2.    I MADE SURYA ADI CHANDRA
3.    DICKY PRIMA DIMANTIKHA
4.    DHANI ADITYA
5.    RAHMAT SIDIK
6.    ANDANI CAKTI PRASETYA
7.    SITI NURJANAH
8.    ARUM WAHYU HASTUTI
9.    M. ANDYA DUTA ARDHA R
10. IRWAN DIAPRIANDA
11. CAHYATI SARI ENDAH
12. DWI PUTRA ANANTA
13. DENNYTA PRAYOGO BUDI NUGROHO S
14. YULFA INTAN YURAIDA
15. VEBRIANKA PRIMATURA
16. SRI WINDARI
17. MADE YOGA PERMANA
18. IDA MELASARI
19. FAHMI YUNI ANDARI
20. MIFTAH AL ILMI
21. WINDA KURNIAWATI
22. NIMAS HAYU MERLINA ANGGARINI
23. EDWARD WIJAYA
24. ERLYNA NOUR ARROFIQOH
25. KINTOT KUMARA SAKTI
26. FITRAWAN PRADANA KUSUMA
27. IBNU LISTIAN KAUTSARTAMA
28. HANIF ILMAWAN
29. RIYA NUR AZIZAH
30. ACHMAD RADAMA RINARDI
31. SITI NOOR CHAYATI
32. MUHAMMAD IRSAN SINAGA
33. MUHAMAD SAYDUL BILAD
34. DARNILA
35. NOVI ARISTIA
36. MUHAMMAD REZA MUZADHIN
37. BRILYAN JATI WIJAYA
38. MUHAMMAD ARDIAN
39. PATRA MANDA S
40. DESSY APRIYANTI

Sabtu, 11 Juni 2011

Beasiswa

Posted by Yoga Bayu Aji Pradana On 18.40 2 comments

(diambil dari website Bpk Andi Arsana)




Australia
a.Australian Leadership Awards
b.Endeavour

The Netherlands
a.The Netherlands Fellowship Programmes (NFP)
b.HSP Huygens Programme

United States of America
Fulbright Scholarships

United Kingdom
Chevening

Germany
DAAD

Japan
Monbukagakusho

Asia
AUN/SEED Net

Sweden
STINT

About Me

Posted by Yoga Bayu Aji Pradana On 18.28 No comments


                
               My name is Yoga Bayu Aji Pradana. My friends usually call me Yoga, so that’s become my nick name, Yoga. I was born on June 24th 1992 in a little town in East Java and it’s located near the border (western part of East Java) which separate Central Java and East java, it’s called Ngawi town. My education was graduated from Elementary School 1 Babadan, Junior High School 2 Ngawi, and Senior High School 1 Ngawi. Now, I’m continuing my study in Gadjah mada University, Yogyakarta. I took Geodetic Engineering in Engineering Faculty. It’s like a dream come true. Now, I have a lot of good friends here and they are very friendly. I think that’s all for introducing my self to you all.

Serba - Serbi Mahasiswa Teknik Geodesi UGM

Posted by Yoga Bayu Aji Pradana On 08.16 2 comments

Menjadi seorang mahasiswa tidaklah mudah. Mahasiswa dituntut untuk menjadi insan yang berguna tidak hanya bagi bangsa juga agama. Menjadi seorang mahasiswa yang sejati bukan saja berpangku tangan apabila menghadapi masalah namun jangan terlalu arogan serta anarkis dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Nah, dalam proses kehidupan menjadi mahasiswa tersebut tidak terlepas dengan seuambrek kegiatan yang harus diikuti demi tercapainya tridharma perguruan tinggi dengan sebaik-baiknya. Dalam kesempatan kali ini perkenankan saya untuk menceritakan segala hal yang saya hadapi menjadi seorang mahasiswa Teknik Geodesi UGM.
1.       Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar dalam teknik geodesi UGM dilaksanakan dengan menggunakan sistem kredit semester (SKS) dan waktu penyelenggaraannya diatur dengan menggunakan sistem semester. Dalam proses KBM ini, setiap mahasiswa dianjurkan untuk mengadakan pemahaman konsep, pengimplementasian konsep terhadap soal dan diskusi dengan mahasiswa yang lain (Student Center Learning).
2.       Praktikum (entah di laborat atau lapangan)
Dalam kesempatan praktikum, setiap mahasiswa diharapkan dapat mengadakan praktik dengan masing-masing kelompok serta individu untuk beberapa matkul yang berhubungan dengan computer untuk pemetaan. Pada kesempatan tersebut, setiap mahasiswa dapat mengasah skill mereka dalam praktikum dengan didampingi oleh Asisten Dosen untuk matkul yang mengadakan praktikum.
3.       Pengumpulan Laporan Praktikum
Nah, inilah yang kadang-kadang membuat beberapa mahasiswa kalang kabut karena laporan yang begitu banyak. Hehehe :-D.
4.       Responsi Praktikum
Inilah penentuan apakah praktikum yang kita laksanakan berjalan dengan 100% or not! Kita langsung dihadapkan dengan dosen dan diberi soal yang harus kita kerjakan serta ditanya oleh dosen yang bersangkutan tentang hasil praktikum kita dalam semester tersebut yang disimbolkan dengan tugas akhir. *_*
5.       Tugas
6.       Tutorial
Tutorial mata kuliah didampingi oleh setiap asdos di ruang kuliah masing-masing.

                Selain itu, agar kita tidak jenuh dengan rutinitas yang selalu bertemu dengan angka, kalkulator serta penggaris dan jangka, ada pula wadah organisasi yang dapat menyalurkan aspirasi kita dalam geodesi. Adalah KMTG (Keluarga Mahasiswa Teknik Geodesi) FT UGM. Dalam organisasi ini terdapat 7 Departemen, 4 BSO (Badan Semi Otonom) serta 2 Badan Non Departemen.
Ketujuh departemen tersebut adalah :
1.       PSDA (Pengembangan Sumber Daya Anggota)
2.       HMKM (Hubungan Masyarakat Kesejahteraan Mahasiswa)
3.       DIKTI (Departemen Pendidikan dan Penelitian)
4.       MIKAT( Departemen Minat dan Bakat)
5.       Kewirausahaan
6.       Kebendaharaan
7.       Kesekretariatan

Keempat BSO adalah:
1.       Geodipa (Geodesi Pecinta Alam)
2.       Geodeta (Geodesi Berita)
3.       GEC (Geodesy English Club)
4.       Geosic (Geodesy Surveying Club)

Kedua Badan Non Departemen :
1.       SKI / TMC (The Moslem Crew)
2.       SKK (Sie. Kerohanian Kristen)
Selain berkutat dengan semua kegiatan kuliah dan organisasi, setiap mahasiswa Teknik Geodesi UGM juga perlu berefreshing dengan having fun ke ALKID (alun2 kidul, red.), Malioboro, Benteng Vredeburg, Pantai Parangtritis, dll. Semua mempunyai tujuan satu agar Teknik Geodesi UGM jaya! Geodesi….Satu Hati!

Referensi :
http://kmtg.ft.ugm.ac.id/

IP