Definisi Citra Digital
Citra adalah gambar pada bidang dua dimensi. Dalam tinjauan
matematis, citra merupakan fungsi kontinu dari intensitas cahaya pada
bidang dua dimensi. Ketika sumber cahaya menerangi objek, objek
memantulkan kembali sebagian cahaya tersebut. Pantulan ini ditangkap
oleh alat-alat pengindera optik, misalnya mata manusia, kamera, scanner
dan sebagainya. Bayangan objek tersebut akan terekam sesuai intensitas
pantulan cahaya. Ketika alat optik yang merekam pantulan cahaya itu
merupakan mesin digital, misalnya kamera digital, maka citra yang
dihasilkan merupakan citra digital. Pada citra digital, kontinuitas
intensitas cahaya dikuantisasi sesuai resolusi alat perekam.
Output dari suatu sistem perekaman dapat bersifat [MUN04]:
- optik, berupa foto,
- analog, berupa sinyal video seperti gambar pada monitor televisi,
- digital, berupa file yang dapat langsung disimpan dalam suatu memori.
Di dalam komputer, citra digital disimpan sebagai suatu file dengan
format tertentu. Format citra tersebut menunjukan cara sebuah citra
digital disimpan, misalnya apakah dengan suatu kompresi atau tidak.
Contoh format citra digital adalah .bmp, .jpg, .png, .tif dan
sebagainya. Ukuran citra digital dinyatakan dalam pixel (picture
element). Umumnya, nilai setiap pixel merupakan kuantisasi harga
intensitas cahaya. Dengan demikian, suatu citra digital dapat dipandang
sebagai sebuah matriks yang elemen-elemennya menunjukkan intensitas
cahaya terkuantisasi. Bedanya terletak pada urutan penyebutan angka
ukuran tersebut. Citra digital dengan ukuran 92x112 pixel sebenarnya
merupakan sebuah matriks dengan ukuran 112x92, dimana 112 merupakan
banyaknya baris dan 92 merupakan banyaknya kolom.
Pengolahan Citra Digital
Pengolahan citra digital digunakan untuk
memproses citra sesuai dengan keperluan Sebelum membahas tentang
pengolahan citra digital, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa
yang dimaksud citra itu. Citra adalah representasi atau tiruan dari
suatu benda atau objek. Citra dibagi menjadi dua, yaitu citra analog dan
citra digital. Citra analog adalah citra
yang dihasilkan sinyal kontinyu, misalnya foto yang dicetak di kertas
foto, citra yang tampil di layar TV, citra yang dihasilkan oleh CT-scan,
citra yang tersimpan dalam pita kaset, dll. Sedangkan citra digital
adalah citra yang bisa diolah langsung oleh komputer dan tersimpan dalam
media simpan digital misalnya memory, harddisk, CD, dll. Contoh dari
citra digital ini adalah foto yang dihasilkan oleh kamera digital, citra
yang dihasilkan oleh scanner, dll.
Pengolahan citra digital diperlukan di
beberapa bidang misalnya: bidang kedokteran, fotografi, keamanan data,
dll. Di bidang kedokteran misalnya untuk memperjelas citra yang
dihasilkan ct-scan untuk mendiagnosis penyakit. Bidang fotografi
misalnya untuk memberikan efekfiltering, misalnya untuk menghasilkan
foto hitam putih, foto berkabut suasana pagi hari di alam pedesaan.
Untuk keamanan (security) misalnya pengenalan pola retina mata untuk
membuka kunci elektrik pintu. Pengolahan citra digital bisa juga
digunakan sebagai keamanan data dengan dan otentikasi dengan teknik
steganografi atau watermark, dll.
Citra digital disusun oleh banyak piksel.
Piksel tersebut mempunyai nilai yang menunjukkan intensitasnya. Data
berupa nilai intensitas piksel ini yang kemudian tersimpan dalam media
simpan digital (CD, harddisk, flashdisk, dll). Untuk memperbaiki
kualitas citra (pengolahan citra digital), nilai piksel inilah yang
dimanipulasi. Ada beberapa algoritma yang digunakan dalam pengolahan
citra digital yaitu:
1. Operasi titik
Operasi tingkat titik adalah operasi dimana hasil proses dari suatu
titik tidak tergantung oleh titik-titik tetangganya atau dengan kata
lain tergantung pada titik itu sendiri. Operasi biasanya digunakan untuk
kecerahan (brightness), kontras, negasi, mengubah citra warna menjadi
greyscale, dan tresholding.
2. Operasi tingkat lokal
Operasi dimana hasil proses dari suatu titik tergantung oleh titik-titik
tetangganya atau dengan kata lain tergantung pada titik itu sendiri.
Contoh dari operasi ini misalnya konvolusi, deteksi tepi, penghalusan
citra, penajaman citra, pengurangan noise, dan efek timbul (emboss).
3. Operasi tingkat global
Pada operasi ini semua bagian citra diperhitungkan sehingga hasilnya
tergantung pada karakteristik citra secara global. Operasi ini misalnya
digunakan untuk menyamakan histogram.
4. Operasi tingkat objek
Pada operasi ini karakterisitik citra yang meliputi ukuran, bentuk, dan
intensitas rata-rata dihitung untuk mengenali objek yang akan diproses.